Main 1 TitleSub Title
Main 2 Title
MAIN 3 TITLE
Custom Sub Title
Module 1SubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Memahami Jejak Langkah God Bless
God Bless Back To 1973
Memandang Masa Depan Musisi Virtual
module 1bSubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Memahami Jejak Langkah God Bless
God Bless Back To 1973
module 1cSubTitle
29th
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
module 1cSubTitle
29th
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
22nd
Memahami Jejak Langkah God Bless
module 1dSubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Di dunia perilisan ulang sebuah album musik, tak ada yang demikianMemahami Jejak Langkah God Bless
Oleh Denny MR Kompleks Galeri Nasional Indonesia di jalan Medan Merdekamodule 1eSubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Di dunia perilisan ulang sebuah album musik, tak ada yang demikian ditunggu kehadirannya seperti Badai Pasti Berlalu. Kini setelah dirilis pertama kali dalam formatMemahami Jejak Langkah God Bless
Oleh Denny MR Kompleks Galeri Nasional Indonesia di jalan Medan Merdeka Timur No 14, Jakarta Pusat, yang kesehariannya tenang dan anggun, hari-hari ini terlihatModule 2SubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Memahami Jejak Langkah God Bless
God Bless Back To 1973
module 2bSubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
module 3a: authorSubTitle
Module 3: authorSubTitle
Module 4SubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Memahami Jejak Langkah God Bless
God Bless Back To 1973
Memandang Masa Depan Musisi Virtual
Pesona Global Taylor Swift pada Bisnis, Pendidikan & Politik
Konser Emas God Bless Behind the Scenes
Konser Emas Para Penjaga Marwah Musik Rock
module 4aSubTitle
Memahami Jejak Langkah God Bless
God Bless Back To 1973
Memandang Masa Depan Musisi Virtual
Pesona Global Taylor Swift pada Bisnis, Pendidikan & Politik
Konser Emas God Bless Behind the Scenes
module 5SubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Di dunia perilisan ulang sebuah album musik, tak ada yang demikian ditunggu kehadirannya seperti Badai Pasti Berlalu. Kini setelah dirilis pertama kaliMemahami Jejak Langkah God Bless
Oleh Denny MR Kompleks Galeri Nasional Indonesia di jalan Medan Merdeka Timur No 14, Jakarta Pusat, yang kesehariannya tenang dan anggun, hari-hariBadai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Di dunia perilisan ulang sebuah album musik, tak ada yang demikian ditunggu kehadirannya seperti Badai Pasti Berlalu. Kini setelah dirilis pertama kaliMemahami Jejak Langkah God Bless
Oleh Denny MR Kompleks Galeri Nasional Indonesia di jalan Medan Merdeka Timur No 14, Jakarta Pusat, yang kesehariannya tenang dan anggun, hari-hariModule 7SubTitle
Memahami Jejak Langkah God Bless
Module 8SubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Di dunia perilisan ulang sebuah album musik, tak ada yang demikian ditunggu kehadirannya seperti Badai Pasti Berlalu. Kini setelah dirilis pertama kali dalam format kaset pada 1977, Elevation Records dan Mastersound merilis secara resmi dalam format piringan hitam.
Menurut Johan Mantiri, CEO PHR Pressing, proses masteringnya mengalami penyempurnaan sampai tujuh kali sebelum akhirnya dituntaskan oleh Bill Skibbe dari Third Man Mastering. Sampul albumnya digarap ulang oleh Ramizi Firhad, Lody Andrian dan Herry Sutresna a.k.a Ucok Homicide. Dilengkapi poster dan buklet berisi linear note dan informasi lain. Boleh jadi kemasannya merupakan salah satu rilisan piringan hitam yang digarap serius.
Launchingnya yang berlangsung di Senayan Park, pada Minggu,.
Module 9SubTitle
Badai Pasti Berlalu Mengapa Dianggap ‘Sakral”
Di dunia perilisan ulang sebuah album musik, tak ada yang demikian ditunggu kehadirannya seperti Badai Pasti Berlalu. Kini setelah dirilis pertama kali dalam format kaset pada 1977, Elevation Records dan Mastersound merilis secara resmi dalam format piringan hitam.
Menurut Johan Mantiri, CEO PHR Pressing, proses masteringnya mengalami penyempurnaan sampai tujuh kali sebelum akhirnya dituntaskan oleh Bill Skibbe dari Third Man Mastering. Sampul albumnya digarap ulang oleh Ramizi Firhad, Lody Andrian dan Herry Sutresna a.k.a.