KamarMusik.id. Menunggu karya terbaru dari band berusia 60 tahun sekelas The Rolling Stones sudah bukan lagi semata-mata soal menunggu ‘apanya yang baru’. Parameternya harus bergeser pada telaah bagaimana mereka mempertahankan energi kreatif dalam gerogotan usia.
Akun resmi band rock and roll terbesar di dunia ini mengumumkan peluncuran album penuh mereka, Hackney Diamonds. Kepastiannya sendiri muncul lewat unggahan teaser video. Di dalam tayangan itu pembawa acara Jimmy Fallon menambahkan “Album baru, musik baru, era baru,” katanya. Peluncurannya berlangsung di Hackney Empire, London, Inggris (6/9) dan ditayangkan ke seluruh dunia.
Hackney adalah salah satu distrik penting di sisi timur kota London yang populer dengan kehidupan modern dengan lingkungannya yang samat multikultural.
Setelah merilis Blue & Lonesome (2016), inilah album pertama tanpa keterlibatan almarhum Charlie Watts atau 18 tahun pasca hiatus dari dunia rekaman. Berisi tiga belas lagu, dua di antaranya telah direkam pada 2019 dengan Charlie Watts: “Mess It Up” dan “Live By The Sword”. Juga terdapat lagu semasa bassist Bill Wyman masih bergabung.
Seluruh materi album dikerjakan mulai Desember 2022 dengan produser Andrew Watt, pemenang Grammy Awards untuk kategori Producer of the Years pada 2021. Penyanyi, komposer sekaligus gitaris ini pernah menggarap sejumlah album dari berbagai genre seperti Justin Bieber, Milley Cyrus, Ozzy Osbourne, Iggy Pop, Pearl Jam dan banyak lagi.
Kerjasama ini sebenarnya menghasilkan dua puluh dua lagu, namun hanya sebelas yang dimasukan ke dalam album, termasuk “Angry” yang music videonya menampilkan aktris Sydney Sweaney. Penggarapannya dilakukan di sejumlah lokasi seperti Henson Recording Studios (Los Angeles), Metropolis Studios (London), Sanctuary Studios (Nassau), Electric Lady Studios (New York) dan The Hit Factory/Germano Studios (New York).
Kabarnya Hackney Diamonds juga melibatkan nama besar seperti Stevie Wonder, Paul McCartney dan Ringo Starr. Ini menarik mengingat pada awal kelahirannya The Rolling Stones dan The Beatles saling berebut pengaruh. Jika The Beatles diasosiasikan sebagai kelompok anak muda sopan dan modis, maka The Rolling Stones adalah pemberontakan dari jalanan.
Berkat tangan dingin Adrew Watt, warna musik Hackney Diamonds memiliki unsur kekinian yang terdengar natural di samping rock, balada, dance dan country. Bahkan Jagger menggambarkan “Sweet Sound Heaven” yang menampilkan Lady Gaga sebagai karya bernuansa gospel. Sementara “Dreamy Skies” digambarkan oleh Ronnie sebagai karya yang terpengaruh Hank Williams.
Berkaca pada puluhan album sebelumnya akan terlihat bahwa the Rolling Stones sangat fleksibel pada setiap perubahan tren musik. Itulah sebabnya mereka tetap eksis di tengah membanjirnya nama-nama baru.
Omong-omong soal Bill Wyman, ada satu nama lagi yang tak terpisahkan dalam sejarah The Rolling Stones, yaitu Ian Stewart – pemain piano, organ dan perkusi. Sosoknya nyaris selalu luput dari perhatian. Padahal ia sudah bergabung sejak awal, ketika Brian Jones memasang iklan di sebuah majalah Jazz. Setelah dirinya menyatakan siap bergabung, barulah Mick Jagger dan Keith Richards menyusul. Stu kerap disebut sebagai The Rolling Stones keenam.
Pada awal Mei 1963 ia diberhentikan dari kegiatan panggung oleh manajer Andrew Oldham karena perbedaan paham. Stu kemudian diangkat sebagai road manager dan tetap diperbolehkan mengikuti sesi rekaman. Setelah Oldham mengundurkan diri pada 1967, peran Stu ‘dikembalikan’ ke posisinya semula.
Stu terlibat dalam pembuatan seluruh album The Rolling Stones kecuali Their Satanic Majesties Request (1967), Beggars Banquet (1967) dan Some Girls (1978). Ia meninggal 12 Desember 1985 akibat serangan jantung dalam usia 47 tahun.
Di balik spirit rock and roll dan perangai urakan Mick Jagger dan Keith Richards, nilai-nilai pertemanan menempati skala prioritas. Di banyak kesempatan, misalnya, mereka kerap menampilkan Mick Taylor – mantan gitaris The Rolling Stones yang menggantikan Brian Jones. Ia memulai debut penampilannya di Hyde Park, London, 5 Juli 1969, atau dua bulan setelah kematian Jones.
Sebagai wujud rasa hormat kepada para pendiri, pasca hengkangnya Bill Wyman disusul kematian Charlie Watts The Rolling Stones pun tidak mencari pengganti. Melainkan hanya merekrut musisi additional. Itulah yang diberlakukan kepada drummer Steve Jones. Nama Steve dipilih langsung oleh Charlie Watts setelah dirinya memastikan tidak bisa terlibat dalam The Rolling Stones No Filter Tour 2021 karena baru selesai menjalani operasi.
Steve Jordan bukan orang baru di lingkungan The Rolling Stones, terutama saat masa krusial pembuatan album Dirty Work (1986). Ketika itu Charlie Watts kerap absen akibat kecanduan heroin dan alkohol. Untuk alasan yang kurang lebih sama Bill Wyman pun sering mangkir.
Ronnie Wood sempat mengisi track drum untuk lagu “Sleep Tonight” sebelum akhirnya Steve Jordan dipercaya menggantikan posisi Charlie Watts di sesi rekaman. Akan halnya Keith Richards kebagian mengisi vokal untuk “Too Rude” dan “Sleep Tonight” karena Mick Jagger sibuk mempromosikan album solonya, She’s The Boss (1985).
Tidak seperti kebanyakan band lain, The Rolling Stones tak pernah mengubah logo ikonik berupa bibir dengan lidah menjulur itu sejak diresmikan pada 1971.
Dulu saya menduga ide logo itu berasal dari bibir Mick Jagger yang memang dower. Namun ternyata keliru. Logo yang dimaksud merupakan cerminan semangat muda, gairah, protes kepada dogma-dogma dan tentu saja spirit anti kemapanan. Penciptanya adalah John Pasche, seorang mahasiswa Master of Arts tingkat akhir di Royal College Arts di London, awal 1970-an.
Dalam surat tertanggal 29 April 1970 yang dikirim oleh Jo Bergman, asisten The Rolling Stones, John diminta untuk merancang sebuah logo atau simbol yang dapat diaplikasikan pada poster, kop surat dan semacamnya. Desain pertamanya ditolak.
“Mick Jagger menginginkan sebuah gambar yang mudah dimengerti,” jelas Bergman kepada Pasche.
Jagger akhirnya menemui langsung dengan Pasche seraya memperlihatkan iluastrasi Dewa Hindu, Kali. “Anda pasti bisa membuatnya lebih baik dari yang pertama,” kata Jagger menyemangati.
Saat itu budaya India merupakan pesona bagi kalangan generasi muda di Inggris. Kita tentu masih ingat betapa tergila-gilanya seluruh personel The Beatles spiritualisme, hingga mereka berguru langsung kepada Maharishi Mahesh Yogi.
Pasche mengaku terkejut melihat mulut terbuka dan lidah yang menjulur dari Dewa tersebut. Impresi itulah yang menginspirasinya sebagai ide dasar. Aslinya berwarna hitam putih. Logo tersebut muncul pertama dalam album Sticky Fingers, April 1971.
Pada 2008 logo aslinya dibeli oleh Victoria Broackes, seorang senior di V&A Museum, melalui rumah lelang di Chicago. Tentu atas nama entitasnya. Seperti yang lain, Victoria termasuk yang mengira bahwa logo itu adalah bibir Mick Jagger.
Usia lanjut Mick Jagger (80 tahun), Keith Richards (79 tahun) dan Ronnie Wood (76 tahun) tak perlu membuat ciut para fans di seluruh dunia. The Rolling Stones siap membelah dunia melalui tur panjang dalam rangka promosi Hackney Diamonds. Jauhkan pikiran bahwa mereka akan mundur dari dunia panggung dan rekaman karena faktor usia.
Pada 1990-an saya pernah dua kali meliput konsernya yaitu di Perth dan New Jersey. Salah satunya dinarasikan sebagai tur terakhir Mick Jagger dan kawan-kawan. Ternyata mereka tetap menggelinding sampai hari ini.
Pengalaman itu cukup memberi keyakinan bahwa para singa tua tersebut memang tidak pernah berpikir untuk pensiun. (*)