KamarMusik.id. Pasca pengumuman resmi pihak Rajawali Indonesia, pergelaran tahunan JogjaRockarta Festival 2023 di Stadion Kridosono, 30 September, sudah dipastikan berlangsung ingar-bingar. Ini karena empat dari enam pengusung yang akan tampil bergenre thrash metal dengan segala variannya. Mereka adalah Iron Voltase, A Tribute To Rotor, Overkill dan Sepultura. Sedangkan dua nama lagi, BIP dan Slank, tetap menderukan irama rock and roll.
Berbeda dengan dengan penyelenggaraan sebelumnya yang biasa berlangsung selama dua hari, JogjaRockarta Festival kali ini hanya berlangsung satu hari. Calon penonton pun perlu menyiapkan stamina prima plus tentu saja dompet tebal untuk belanja merchandise.
Nah, akan lebih pol jika sebelumnya kita memahami terlebih dahulu info terbaru dari para kandidat penampil. Biar keseruannya lebih maksimal. Artikel berikut ini mungkin bisa membantu.
IRON VOLTAGE
Pendatang baru di jagat musik metal. Debut album thrasher asal Bandung ini, Devastation, dirilis pada 2022. Iron Voltage beranggotakan Yowdi (gitar), Edy (vokal), Reyga (gitar), Eka (bass), dan Garry (drum). Konsepnya mengadopsi persilangan Metallica dan Exodus, dengan riff-riff groove ala Pantera hingga kesangaran Entombed.
JagjaRockarta Festival 2023 akan menjadi panggung akbar pertama mereka sekaligus merupakan merupakan media yang pas untuk uji nyali. Banyak nama yang lahir dari moment seperti ini. Sebagai contoh, Green Day bukanlah siapa-siapa ketika ambil bagian dalam Woodstock Festival 1994. Namun Billie Joe Armstrong cs jeli menggunakan kesempatan tersebut dengan membuat sensasi.
Kini, siapa yang tidak kenal Green Day? Jadi, bersemangatlah Iron Voltage!

BIP
Band yang jarang muncul tapi selalu saja dirindukan. Masing-masing personelnya sibuk dengan proyek masing-masing. Belum lama album terbarunya, Alkamsi (2023), dirilis. Menunjukkan bahwa BIP tetap eksis. Bagi Bongky, Indra dan Pay, BIP adalah kehidupan baru setelah meninggalkan jejak musikal di Slank. Sementara kehadiran Ipang Lazuardi menjadi amunisi yang menambah daya terjangnya baik di panggung mau pun rekaman. Sampai sekarang mereka sudah berhasil merilis tujuh buah album. Itu lebih dari cukup untuk tampil percaya diri di antara para line up JogjaRockarta Festival 2023.
Ada anekdot tentang mereka. Saking sibuknya para personel BIP, bahkan untuk membubarkan diri pun mereka tidak punya waktu. Beruntung Rajawali Indonesia berhasil menghadirkannya pada 30 September nanti.

SLANK
Desember tahun ini usia karirnya memasuki usia ke-40. Salah satu band rock tangguh Indonesia yang sudah menghasilkan setidaknya 24 album. Melalui rock and roll mereka mengirimkan berbagai tema lagu yang memperlihatkan keluasan pengamatannya pada setiap aspek kehidupan, mulai isu sosial dan politik dan budaya yang berkembang secara dinamis di tengah masyarakat.
Varian tema merupakan tantangan bagi band seproduktif Slank. Kadang berhasil mencuri perhatian, namu tidak jarang mengundang polemik. Yang terkini, pada Juli lalu mereka merilis single “Polisi Yang Baik Hati”. Dibuat dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77. Langkah ini dengan mudah memancing multi tafsir.
Di panggung JogjaRockarta Festival 2023 nanti mereka bakal ber-jam session dengan Bongky dan Pay. Bukan yang pertama kali namun tetap merupakan moment langka yang sayang untuk dilewatkan. Apakah hal tersebut merupakan lampu hijau terhadap isu munculnya F13 yang sempat viral beberapa waktu lalu? Silakan menafsirkan sendiri.

OVERKILL
Dedengkot thrash metal asal New Jersey ini termasuk yang ‘telat’ mampir ke Indonesia. Berdiri pada 1980, Overkill merupakan band cadas generasi pertama yang dikontrak major label Megaforce. Debut albumnya, Feel the Fire (1985), menampilkan permainan gitar yang cepat dan dikombinasikan dengan lengkingan vokal Bobby “Blitz” Ellsworth. Album bersejarah ini melahirkan hits-hits populer seperti “Rotten to the Core”, “Hammerhead”, juga “Overkill”.
Pada April 2023 Overkill merilis albumnya yang ke-20, Scorched. Situs Metal Forces memberikan rating 8,5 dan disebut, “…bisa menunjukkan seperti apa thrash metal sebenarnya bagi para penggemar baru Metallica.” Tak hanya itu, mereka juga masih aktif tur dunia. Untuk mendukung album barunya, Overkill mengadakan tur Scorching the Earth di Amerika dan Eropa.
Overkill akan menampilkan formasi Bobby Ellsworth (vokal), Dave Linsk (gitar), Carlo Verni (bass), Derek Tailer (gitar ritem) dan Jason Bitter (drum).

SEPULTURA
Panggung JogjaRockarta Festival 2023 merupakan gebrakan kali ketiga bagi band bentukan Cavalera bersaudara ini. Judul-judul seperti Beneath the Remains (1989) maupun Rise (1991) sudah jadi semacam album wajib dengar bagi penggila metal. Sepultura sudah memperlihatkan magmanya sebagai sejak album kedua, Morbid Visions (1986), yang masuk ke dalam sepuluh album black metal terbaik versi Metal Hammer.
Sepultura terbilang yang serius setiap menggarap album. Salah satu album konsepnya yang terkenal adalah A-Lex (2009) yang mengadaptasi novel klasik karya Anthony Burgess, bertajuk A Clockwork Orange. Novel yang sama pula pernah diangkat oleh sutradara jenius Stanley Kubrick pada 1971. Album pertama yang dirilis tanpa pendiri asli band ini antara lain berisi lagu “Ludwig Van” yang inspirasinya diperoleh dari alur cerita pada Simfoni No. 9 karya Ludwig Van Beethoven.
Banyak yang meramalkan nama band ini akan pudar dengan mundurnya vokalis Max Cavallera. Namun ternyata ramalan tersebut meleset. Dengan Derrick Green sebagai pengganti melalui proses cukup panjang, Sepultura tetap tegak sampai hari ini. Formasi terakhirnya yang siap mengguncang JogjaRockarta Festival 2023 adalah Derrick Green (vokal), Andreas Kisser (gitar), Paulo Jr (bass) dan Eloy Casageabde (drum).

A TRIBUTE TO ROTOR
Selain nama-nama di atas, ada penampilan khusus A Tribute to Legend of Metal yang dimaksudkan sebagai penghormatan kepada Rotor. Didirikan oleh Irfan Sembiring (alm) bareng Bakkar Buftheim (drum) dan Judapran (bass) pada 1991, Rotor ikut membidani kelahiran subkultur metal di Indonesia. Belakangan bergabung Jodie Gondokusumo (vokal)
Namanya meroket ketika dipercaya sebagai pembuka Metallica dalam konser bersejarah di Lebak Bulus pada 1993. Tak mengherankan kalau para metalhead Indonesia menaruh rasa hormat setinggi-tinggi atas eksistensi Rotor sebagai pembuka jalan dan pencetak sejarah. (*)
