Kamarmusik.id. Sabtu (24/9/2022) kemarin, ingar bingar JogjaROCKarta resmi kembali berkumandang di ketinggian 200 meter dari atas permukaan laut. Agenda ritual penggila musik rock yang semakin diperhitungkan itu sukses menggempur kaum cadas di kawasan wisata Taman Tebing Breksi di Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.
Perhelatan hari pertama dari dua hari penyelenggaraan, 24 – 25 September, menggelorakan JogjaROCKarta yang kali ini mengusung tema History Continues.
Sejumlah nama yang ditunggu para pemujanya tampil maksimal secara bergantian. Adegan penonton moshing juga tidak lagi tabu. Mereka berdatangan tak hanya dari sekitaran Jogjakarta, namun kota dan daerah lain seperti Jakarta, Blitar, Bogor, Bandung, Lamongan, Surabaya, Malang, Bali dan lainnya.
Easy Peacy, The Hydrant, Serigala Malam, Makara, Superman Is Dead, Grass Rock, Burgerkill, Sangkakala, Ahmad Band dan Deadsquad, adalah nama-nama yang ditunggu di panggung utama sejak gate dibuka pada 12.30 WIB. Crowd yang hadir sebagian besar merupakan pemegang tiket seharga Rp. 150.000 – Rp. 300.000 dari 3 kategori Early Entry, Reguler dan On the Spot.
Easy Peacy membuka penampilan pertama di Main Stage. Band asal Ponorogo ini merupakan salah satu pemenang ajang Showcase IndiHome I-Konser Rockfivetival Goes To JogjaROAKarta 2022. Formasi Amir (vokal), Moris (drum), Mondi (gitar), Anggi (gitar), Satria (bass), dan Rere (keyboard), membuka JogjaROCKarta dengan memainkan empat lagu.
Berikutnya menyusul The Hydrant, rockabilly Bali yang memukau dengan aksi panggung dan musiknya yang telah mengembara ke Slovakia dan Amerika. Vincent (gitar), Marshello (vokal, harmonica), Christoper (drum), dan Adi (bass) memainkan koleksi lagu mereka yang cukup populer dikalangan penggemar The Hydrant. “Bali Bandidos” menjadi nomor lagu yang mendapat respon atraktif, sisanya beberapa mereka ambil dari rangkuman lima album penuh mereka yaitu Saturday Night (2006), Rockabilly Live (2007), Bali Bandidos (2009), Dirty Thirty (2011), dan Lokananta (2015).
Menjadi penampil ketiga, Serigala Malam memecahkan suasana siang menuju sore dengan lolongan hardcore yang kental aura NYHC. Meskipun beberapa nomor yang dimainkan Herman Yoseph Dhyas Aries Utomo (vokal), Peter Andreas (bass), Tutut Ariwibowo Herlambang (gitar) dan Nikodemus Pratama (drum) merangsak lebih eksploratif dan tentunya lebih liar dan keras.
Makara, kelompok rock progressive yang dibentuk di Jakarta pada tahun 1980 muncul sebagai penampil keempat. Band yang dimotori musisi senior Kadri Mohamad (Vokal) dan Adi Adrian (keybord) ini tampil bersama formasi Budhy Haryono (drum), Noldy Benyamin (gitar), Soebroto Harry (basst), dan Jimmo (vokal). Bekal pengalaman bermusik para personelnya membuat Makara tampil tetap enerjik menguasai panggung.
Tak bisa dipungkiri, JogjaROCKarta yang menyimpan nama Superman Is Dead (SID) sebagai salah satu penampil hari pertama menjadi magnet kian padatnya venue Tebing Breksi dengan Outsider dan Lady Rose. Mereka langsung menyemut begitu Bobby Kool (vokal/gitar), Jerinx (drum) dan Eka Rock (bass) terlihat menaiki panggung. Sejak membuka sapaan dengan “Puisi Cita Para Perompak” arena moshing tak terhindarkan. Begitu terus dengan nomor punk lain seperti “Tentang Tiga”, “Saint of My Life”, “Jadilah Legenda” hingga SID menutup aksinya dengan “Sunset di Tanah Anarki”. Lagu terakhir ini turut menampilkan Nora.
Kelompok rock yang berdiri sejak 1984 di Surabaya, Grassrock muncul sebagai penampil keenam. Aura rock yang kental sukses ditampilkan Grassrock dengan formasi Rere Reza (drum), Edi Kemput (gitar), Hans Sinjal (vokal), Denny Irenk (keyboard) dan Zondy Kaunang (bass). Formasi inilah yang pada tahun 2019 merilis album kompilasi yaitu “Grassrock The Greatest Hits” dan single barunya ‘Grassrock is back’ dan ‘Kerinduan’.
Tampil saat malam menjelang, Burgerkill menjadi band yang juga ditunggu-tunggu. “Darah Hitam Kebencian” yang kental aroma death metal menghantam dan menjadi penanda crowd untuk rapatkan barisan. Seperti yang sudah diduga, gelombang moshing, circlepit pun headbanging seperti tak berkesudahan. Agung Hellfrog (gitar), Ramdan Agustiana (bass), Putra Pra Ramadhan (drum) dan Ronald Alexander (vokal) mampu memberikan komando pergerakan crowd dengan sempurna.
Sangkakala, heavy rock/metal dari daratan Jogja selatan tampil sebagai line-up kedelapan. Format pertunjukan yang unik dengan balutan performance art atraktif menjadikan Baron Capulet Araruna a.k.a Hendra Priyadhani (Vokal), Ikbal S. Lubis (gitar), Riono Tanggul Nusantara a.k.a Tatsoy (drum) dan Rudy “Atjeh “ Dharmawan (bass) memiliki ruang penikmat tersendiri. Celetukan jenaka sang vokalis dan aksi panggung dengan kembang api menempatkan mereka untuk bangga menyebut diri mereka rock kabupaten.
Muncul dari kegelapan panggung Ahmad Dhani tak bisa menyembunyikan sosoknya dari sisi panggung. Crowd sudah memanggil-manggil namanya sejak set panggung untuk Ahmad Band disiapkan. Lantas meluncurlah lagu-lagu dari album “Ideologi Sikap Otak”, satu-satunya album Ahmad Band yang dirilis pada tahun 1998. Nomor-nomor lagu yang kental dengan nuansa rock dengan lirik sindiran dengan sedikit bumbu tema cinta semacam”Distorsi”, “Bidadari Di Kesunyian”, “Aku Cinta Kau dan Dia”, “Dimensi”, “Sudah” dan lainnya. Di JogjaROCKarta Ahmad Band tampil dengan formasi Ahmad Dhani (vokal), Andra Ramadhan (gitar), Stephan Santoso (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Ikmal Tobing (drum).
Rasa-rasanya cukup tepat menempatkan Deadsquad sebagai line-up penutup panggung utama. Hantaman death metal teknikal yang dibawakan mengundang ‘Pasukan Mati’ untuk setia memadati Tebing Breksi, meski waktu menunjuk lebih dari pukul 10 malam. Stevie Item (gitar), Karis (gitar), Roy Ibrahim (drum), Vicky Mono (vokal) dan Shadu Rasjidi (bass) sukses menaklukan Breksi. Selain membawakan lagu-lagu andalan semacam, ‘Murder’, ‘Pasukan Mati’, ‘Bangsat Kuasa’, ‘Curse of The Black Plague’ hingga ‘Catharsis’ Deadsquad memberikan suguhan atraksi menghibur dari Shadu Rasjidi dengan solo bass-nya. Atraksi yang direspon cukup baik oleh crowd yang lantas disambung dengan duet Roy Ibrahim. Bertenaga dan cukup memuaskan dahaga.
Selain keriuhan Main Stage yang jadi sasaran crowd. Arena Rock dan Panggung Petir yang menyajikan band rock dari Jogjakarta dan deretan band rock keluaran program Rockfivetival Goes To JogjaROAKarta 2022 juga menjadi sasaran untuk dinikmati. Panggung Arena Rock tercatat menampilkan Deadly Weapon, Unbderlock, Donald Duck Rockabilly, Los Fungos, Untitled Joy, Bias, End of Julia, Gamma Blaster, Sisi Selatan, dan Rottorhead. Sedangkan Panggung Petir diramaikan oleh The Diegos, No Skill, Narcholocos, John and The Jailstory, Rockin Spades Rockabilly Club, Eastern Gangster, Buktu dan Kremun.