Hujanmusik!, Bogor – Senja tengah menepi dari perbatasan, melintasi beragam noktah asumsi, juga hubungan interpersonal-sosial manusia di dalamnya.
Seperti tengah berada pada sekelumit perjalanan berdebu yang mendera, mengajak melintas batas dan sekat. Sesuatu yang dipaksakan, setelah menempuh berbagai persyaratan pembatasan.
Semua demi kelangsungan hidup lahiriah, juga batiniyah.
Itu semua terjadi tepat setelah 7 pekan menyaksikan perjalanan duo folk organik bernama Ambarila menuntaskan peraduannya. Memilih gairah men-dialog-kan karya-karya baru meraka yang lama memenuhi isi kepala.
Dialog yang mewujud, menjawab keraguan kemana saja mereka kala berdiam.
Nyatanya tak berdiam begitu saja, sebuah karya mereka siapkan. Begitu tiba-tiba, menderu dengan karya baru. Sebuah visualisasi fragmen tentang kondisi saat-saat sekarang.
Ya,..20 September 2021 lalu Ambarila muncul dengan merilis video musik dari lagu “Stay at Home”. Karya realis yang mereka temukan diantara sekam gejolak bangsa dengan tekanan pandemi-nya.
Secara sadar duo Ambara Handy (ukelele) dan Rila Kristanti (vokal) memilih tak berteduh dibalik celah permakluman. Gelombang pembatasan tahun kedua menjadi tema mereka yang kembali mengudara. Melewati masa delapan pekan selepas video musik terakhirnya, “Paradise”.
Saya masih melihat keduanya konsisten dalam petikan kord yang peka dengan balutan lirik tak biasa.
Melalui “Stay At Home” Ambarila terdengar menghadirkan nyawa baru dengan ciri khas-nya yang semakin kuat.
Persilangan ukulele seorang Ambara Handy dan vokal Rila Kristanti bak memecah pilu yang lantas menerjemahkan nyawa kebersamaan dalam format band.
Sesuatu yang tak biasa, Ambarila yang dikenal kental dengan nuansa akustik tak alergi menempatkan bebunyian instrumen lain dalam “Stay At Home”.
Pencapaian duo yang sudah memiliki 3 rilisan lagu itu terasa benar berada di jalan lurus.
Memilih topik kekinian meski keduanya menggemari aroma vintage.
Beruntung mereka memiliki kolega yang tepat untuk menterjemahkan kesederhanaan menjadi kemasan yang begitu indah.
Erfan Sudrajat yang membesut proses visualisasi “Stay at Home” paham betul bagaimana seharusnya Ambarila diletakan. Peletakan sudut gambar dan grading warna nyata mewakili citra duo folk yang sempat tampil di panggung Java Jazz 2019 itu.
Lirik berbahasa Inggris yang disuarakan Rila berpadu dengan pilihan latar vintage Hotel Salak The Heritage, satu dari sekian bangunan bersejarah di Kota Bogor.
Mendengar Rila merapalkan refrain “Spaces between us, Just only far as pray, Distance keeping us, From taint each other day, So let’s stay and be silence, And pray and be silence, Universe may have something to say,” terpaannya terasa seperti memoar perjalanan pelintas ruang kosong bernama lamunan.
Pada akhirnya saya bisa melihat. “Stay at Home” yang direkam di Bens ‘n Co Records sekira 2020 lalu itu merupakan wujud solidaritas perasaan Amba dan Rila, merespon gejolak pandemi dengan segenap langkah-langkah adaptasinya.
Solidaritas sebagai sesama umat di muka bumi yang didera masa-masa sulit. Dipaksa mengikuti anjuran isolasi demi menghargai setiap nyawa yang berarti.
Berdiam diri dirumah menjadi bentuk dan upaya sebagai individu yang saling mengasihi. Memahami dengan saling menjaga dan menahan diri.
“Stay at Home” dengan dukungan musisi Rivan Alfiansyah (gitar) dan Roby Catur (drum) saya rasa menjadi karya yang tepat mewakili situasi saat ini.
“Ini merupakan perwujudan sepenanggungan. Representasi karya visual pada sebuah situasi dimana kita tidak seharusnya berada. Anggap saja memberi jeda, bahwa keindahan akan datang setelahnya,” tulis Ambarila pada keterangan video di akun Youtube mereka.
Begitulah, saya menaruh harapan formasi ini secara konsisten terus menghadirkan musik dengan cara yang sederhana, tanpa khawatir pada persoalan identitas. Karya-karya yang lahir dari kejujuran dan perenungan, lantas diterjemahkan dalam notasi dan lirik.
Teruslah merasakan itu Ambarila.
Video “Stay at Home” bisa disimak disini
Artikel ini telah rilis di HujanMusik! [https://hujanmusik.id], ““Stay At Home” dan Fragmen Kesekian Duo Ambarila” , September 24, 2021