Oleh Denny MR
KamarMusik.id. Dedengkot thrash metal asal New Jersey, Overkill, terbilang telat sebenarnya datang ke Indonesia. Sejak didirikan pada 1980 sudah menghasilkan 20 album. Adalah wajar jika namanya sudah mengkristal duluan di benak sekitar 6000-an penonton JogjaRockarta Fest 2023. Jadi, Overkill hanya tinggal menyalakan sumbu ledak saja untuk menerbangkan kepulan debu di antara ritual moshing di lapangan Kridosono, Yogyakarta, Sabtu 30 September lalu.
Selama lebih dari satu jam panggung dibuat bergetar oleh tendangan lagu-lagu cepat dan keras semisal Scorched, The Surgeon Electric Rattlesnake, Hello from the Gutter, Ironbound hingga Fuck You sebagai penutup. Untuk musisi dengan usia rata-rata 50 – 60 tahun, gempuran Overkill terasa sangat bertenaga.
Dua judul pertama diambil dari album terakhir, Scorched, rilisan April 2023. Inilah album pertama Overkill yang rekamannya dilakukan di rumah masing-masing karena kendala pandemi covid-19. Satu sama lain tidak saling bertemu. Beberapa materi sempat mengalami perombakan berhubung mereka tidak terbiasa bekerja secara terpisah.
Situasi tersebut sangat menyiksa betul namun atas nama konsistensi Bobby ‘Bitz’ Ellsworth (vokal), Dave Linsk (gitar), Derek Tailer (gitar ritem), Carlo D.D. Verni (bass) dan Jason Bittner (drum) berusaha keras menyelesaikannya mengingat sudah empat tahun absen rekaman. Hasilnya, musikalitas Scorched seperti mengembalikan Overkill ke masa kejayaan namun dengan sentuhan teknologi kekinian. Sayang, salah satu lagu terkuat dari album ini, Wicked Place, tidak termasuk dalam songlist.
Terjangan tata suara mencapai klimaks saat Sepultura (dalam bahasa Portugis berarti Kuburan) muncul sebagai penampil terakhir. Aksen setiap instrumen mau vokal tiba-tiba menyembur lebih jelas dan bengis. Skuad asal Belo Horizonte, Brasil, ini berhasil memaksa siapa pun untuk mengakui bahwa pada kunjungan keempatnya ini mereka tetap sebuah magnet thrash metal. Salah satu faktor yang membuat nama besar Sepultura bertahan adalah karena inovasi tanpa henti.
Sepultura memberondongkan Isolation, Territory, Means to an End, Kairos, Propaganda, Refuse/ Resist hingga Roots Bloody Roots nyaris tanpa jeda. Kibasan rambut panjang Andreas Kisser mengingatkan pada gerakan John Myung yang sama-sama menjadikan atribut non musikal itu sebagai elemen untuk mencuri perhatian. Termasuk saat muncul mengenakan kaos hitam berlogo Hai, majalah alma mater saya.
Kaos dengan logo versi lama itu diperolehnya dari Firdaus Fadlil, mantan fotografer Hai, sehari sebelum pertunjukan. Mereka bertemu di hotel tempat Sepultura menginap. Paulo Jr. muncul dengan rambut yang sudah memutih.
“Menjelang kedatangannya ke Jogja gue memang berkomunikasi terus sama Andreas,” kata fotografer bertubuh tinggi besar yang akrab dipanggil Daus itu. Pertemannya sudah terjalin sejak band thrash metal itu masih beranggotakan Cavalera bersaudara. Namanya muncul di credit album Chaos A.D.
Keesokan harinya, bersama mantan Pemimpin Redaksi Hai, Iwan Iskandar, Daus menjemput Andreas Kisser untuk makan siang.
Namun Sepultura bukan satu-satunya musisi internasional yang akrab dengannya. Beberapa di antaranya bahkan menjadikan hasil jepretan kameranya yang segede gaban itu untuk cover album mereka. Antara lain Mr. Big untuk Hard Rock Live? dan sebuah band asal Jerman, Trade Mark.
Sebagai sesama mantan awak Majalah Hai, tentu saja saya sering berduet dengan pelahap berbagai jenis makanan ini, baik meliput musisi dalam negeri mau pun internasional. Saya akan ceritakan lain waktu ya!
Derrick Green, sementara itu, harus diakui karismanya sebagai frontman. Sembilan album yang dihasilkannya dengan Sepultura telah melumat habis jejaknya sebagai vokalis punk rock dan hardcore. Bassist Paulo Jr, yang dalam konser pertama Sepultura di Lebak Bulus 1992 juga mengenakan kaos Hai, tetap pembawaannya yang kalem. Insting brutal menyembur dari balik set dram. Eloy Casagrande, personel termuda, bermain laksana mesin pembunuh hingga lagu terakhir.
Gempuran Sepultura pun menjadi klimaks dahsyat.
Panggung JogjaRockarta 2023 juga menjadi pemunculan perdana BIP sejak 2020. “Pecah telor nih, ini panggung pertama kita setelah pandemi,” kata Indra Q.
Tampil sekitar pukul 16.00, Ipang menangkap momentum kerinduan para BIPers pada bandnya dengan menciptakan dialog segar. Ia memiliki kemampuan dalam hal ini. Jauh dari kesan norak.
Hit seperti Korslet, Koncianmu, Pelangi Matahari, Bintang Hidupku, atau Aku Gemuk Lagi meluncur di antara candaan santai antar mereka. Terlalu santai, malah. Tapi kesan main-main tersebut untungnya diimbangi oleh jam terbang tinggi. Sehingga, kendati muncul tanpa dukungan tata lampu yang apik, BIP tetaplah sekumpulan musisi berkarisma.
Ada pun Pay dan Bongky, seperti diberitakan sebelumnya, tampil sepanggung dengan Slank yang malam itu juga berformasi lengkap: Kaka (vokal), Ridho Hafiedz (gitar), Abdee Negara (gitar), Ivanka (bass) dan Bimbim (drum).
Aroma nostalgia tak terhindarkan saat Bongky memainkan Bang Bang Tut dan Mawar Merah, sedangkan Pay dihadirkan pada Suit-Suit Gadis Sexy dan Maafkan. Lagu-lagu ini lahir dalam periode awal kemunculan Slank yang kerap dinarasikan sebagai pemberontakan dari jalanan.
Ini bukan reuni kecil pertama bagi mereka di tengah kontroversi berkepanjangan tentang wacana kembalinya Slank formasi ke-13 yang sampai hari ini tak kunjung terwujud. Kini tuntutan tersebut sudah nyaris seperti mitos.
Jika mau jujur, sebenarnya isu Slank F-13 bukanlah sesuatu yang harus diperjuangkan betul. Perpecahan atau bubarnya sebuah band dan kemudian melahirkan nama baru cerita lumrah. Untuk sekadar diingat bahwa Wings yang dimotori oleh Paul Mc Cartney merupakan kelanjutan dari The Beatles, Koes Bersaudara melahirkan Koes Plus dan No Koes, Deep Purple melahirkan Rainbow dan Whitesnake, Velvet Revolver bahkan berasal dari tiga band yang berantakan dikarenakan konflik, yaitu Guns ‘N Roses, Stone Temple Pilots dan Wasted Youth. Masih kurang? AKA juga melahirkan SAS seperti Noah yang lahir dari rahim Peterpan.
Dengan beragam problematika yang melatarinya, semua berkontribusi pada pengayaan khasanah sub kultur pop.
Ketika Bongky dan Pay turun panggung dan Slank melanjutkan penampilannya dengan Mars Slankers, Virus, Tong Kosong dan seterusnya, tidak terjadi penurunan antusiasme yang menyolok. Mereka tetap sebagai kelompok musik yang mampu menghasilkan belasan album bertabur hit pasca perpecahan. Bagi saya bergabungnya Pay dan Bongky di panggung Slank lebih menyerupai pertemuan teman lama, yang diisi dialog penuh canda untuk kemudian berpisah lagi melanjutkan kehidupannya masing-masing.
Menarik bahwa JogjaRockarta 2023 juga menghadirkan Delusive Purity. Kelompok ini dimaksudkan sebagai penghormatan kepada Rotor, band bentukan Irvan Sembiring yang berjasa membabat alas bagi kemunculan tradisi thrash metal di Indonesia. Saat itu, 1991, dengan segala keterbatasan teknologi dan informasi, Rotor mendobrak lewat Behind The 8th Ball (1993) dan menjadi album thrash metal Indonesia pertama. Namanya meroket setelah membuka konser Metallica di Stadion Lebak Bulus.
Uniknya, meski dikenal sebagai band asal Jakarta, debut pertunjukan Rotor justru berlangsung di Taman Topi, Bogor. Kini para personel Rotor sudah almarhum.
Delusive Purity dengan bagus menghidupkan kembali karya-karya abadi Rotor seperti No War, Always Peace, Inside and Outside, Diplomasi Gila, Siapa… Apa?, dan sudah tentu tak ketinggalan Behind the 8th Ball.
Pada titik ini inisiatif Rajawali Indonesia untuk mengangkat nilai keadaban ke atas panggung rock harus diapresiasi. (*)
Foto Image: Firdaus Fadlil.
NOSTALGIA KAOS PARA LEGENDA
Kaos berlogo HAI paling keren hadir lagi. Ini adalah kaos HAI yang paling ikonik. Sederet artis kelas dunia pernah bangga memakainya. Dari Yngwie Malmsteen, Tommy Page hingga Sepultura.
Kenapa harus beli sekarang?
Karena besok-besok harganya bakal selangit. Bakal open PO lagi kalau pas suasana hati lagi enak aja.
Ada warna apa aja?
Hadir dengan warna hitam dan putih, pilihan ukuran Kaos HAI ini juga kumplit dari S sampai 5 XL.
Bisa beli dimana kaosnya?
Kaos yang dibanderol seharga Rp 160.000 ini bisa dipesan melalui:
Gridstore: bit.ly/KaosHAI-Gridstore
Tokopedia Gridstore ID: bit.ly/KaosHAI-Tokopedia
Shopee Gridstore ID: bit.ly/KaosHAI-Shopee
Pre order hanya dibuka sampai 20 Oktober 2023, bisa sewaktu-waktu ditutup bila kehabisan stok.
Jadi jangan sampai ketinggalan KAOS PARA LEGENDA ini ya!