Kamarmusik.id. Sehun, anggota grup K-Pop EXO, menyapa penggemarnya di Laguna Lobby, Central Park Mall, Jakarta Barat pada 6 November 2022. Namun, petugas keamanan mal membubarkan acara yang diadakan produk perawatan kulit tersebut karena penonton membludak. Alhasil, Sehun hanya bertemu Xunqi Indonesia, kelompok penggemar Sehun di Indonesia, selama 10 menit!
Kita mungkin bertanya-tanya. Kok, penggemar K-Pop di Indonesia bisa sebanyak itu? Eits! Jangan salah. Pertumbuhan industri musik K-Pop itu cukup pesat loh di sini. Tak heran jika penggemarnya juga sangat banyak. Menurut data yang dihimpun Kpopcount, fans K-Pop di seluruh dunia mencapai angka jutaan orang yang sebagian di antaranya berasal dari Indonesia.
Big Bang misalnya. Boygroup yang dibentuk oleh G-Dragon, T.O.P, Taeyang, Daesung, dan Seungri pada 2006 ini punya kelompok penggemar fanatik internasional bernama VIP (Very Important Person) yang menggambarkan betapa pentingnya peran penggemar bagi mereka. Bangtan Boys (BTS), yang beranggotakan V, Suga, Jungkook, RM, Jin, J-Hope, dan Jimin bahkan memiliki pengikut setia bernama BTS Army Indonesia yang jumlahnya terus bertambah setiap waktu.
Tapi, bagaimana akhirnya K-Pop bisa sebesar sekarang? Soal ini, kita harus membahasnya dengan perspektif yang lebih luas. Bukan cuma dari ranah musik, melainkan dari Hallyu (Gelombang Korea atau Korean Wave) secara keseluruhan.

Konten budaya populer Korea Selatan menyebar ke sejumlah negara pada akhir dekade 1990-an. Tingkat popularitas film, musik, para aktor, gim, hingga broadcasting pada saat itu menjulang tinggi hingga menyentuh wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk negara-negara seperti China, Taiwan, Hongkong, Malaysia dan tentunya Indonesia.
Drama dan musik Korea Selatan memiliki keunikan yang cocok dikonsumsi masyarakat Asia. Keramahan konten yang dihasilkan Hallyu – yang mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan, persahabatan, dan kehidupan sehari-hari – sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi di wilayah Asia.
Doobo Shim, profesor Komunikasi Media dari Sungshin University menjelaskan pada 2017 dalam artikel berjudul “Riding the Korean Wave in Southeast Asia”, jika drama televisi Jepang tidak lagi menampilkan hubungan romantis antara pasangan muda dan hanya fokus pada hubungan profesional, maka drama Korea berhasil menghidangkan konten-konten romantis dan sederhana. Karena itu, tak perlu heran jika para wanita paruh baya di Jepang menilai drama Korea mampu menghidupkan kembali nostalgia masa muda mereka.
Kedekatan budaya dan demografi antara masyarakat Korea Selatan dengan warga Asia secara keseluruhan memudahkan Hallyu untuk memasuki pasar benua terbesar di dunia ini. Meski pada awal perkembangannya diragukan bisa memasuki negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia, Hallyu secara perlahan berhasil menepis keraguan itu.
Adapun di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, persebaran Hallyu tidak hanya menyelinap melalui media sosial, YouTube dan masyarakat Korea yang tinggal di negara tersebut. Tetapi juga masuk melalui celah bernama festival budaya Korea. Sebut saja salah satunya seperti KCON USA.
KCON USA adalah sebuah wadah yang menaungi masyarakat Amerika Serikat penyuka segala hal tentang Hallyu. Acara tahunan ini diselenggarakan sejak 2012 dan mampu menyebarkan pengaruh Hallyu terhadap masyarakat Amerika hanya dalam waktu tiga tahun.
Keberhasilan musik K-Pop menerobos berbagai tangga lagu di Negeri Paman Sam juga membuat anak muda di negara tersebut semakin tertarik untuk mengenal Hallyu lebih dalam lagi. Intinya, Apa yang kita lihat hari ini, hanya permulaan dari sesuatu yang lebih besar di kemudian hari.
Bagaimana Hallyu Mengekspansi Dunia?
Hallyu adalah bagian tak terpisahkan dari budaya pop masyarakat global. Kendati demikian, Gelombang Korea ini menyebar tidak sekaligus layaknya ombak yang menerpa tepian pantai. Terhitung pada akhir 1990-an, Hallyu merambah dalam beberapa fase.
Pada periode 1995-2005, Hallyu 1.0 menyebar ke sejumlah negara Asia seperti China, Taiwan dan Jepang. Orientasi utama fase ini mengenalkan berbagai potensi dan keunikan sejumlah destinasi wisata di Korea Selatan melalui konten K-drama dan film. Pada fase ini, untuk penyanyi maupun grup musik pop, hanya Boa dan band HOT yang terbilang populer.
Lalu datang fase Hallyu 2.0, yang lebih mengarah pada popularitas boygroup/girlgroup dan kemampuan penyebaran melalui media yang lebih canggih. Kemunculan idola baru grup K-Pop, Girls Generations, yang melejit dengan single perdana “Into The New World” pada 2007 jadi gerbang pembuka lahirnya gebrakan boygroup/girlgroup di Korea Selatan hingga nyaris mencapai tiap sudut planet Bumi.
Pengemar K-Pop tentu masih ingat ketika pada ajang Billboard Music Awards (BMA) 2017 boygroup BTS menyabet penghargaan di kategori Top Social Artis usai mendepak nama-nama besar semisal Justin Bieber, Selena Gomez, Shawn Mendez dan Ariana Grande. Ya, saat itu dunia musik benar-benar heboh!

Apalagi BTS juga mampu menaklukkan tangga lagu Billboard beberapa kali melalui lagu hit mereka yang bertitel “Butter” (2021) dan “Dynamite” (2020) sekaligus jadi artis K-Pop pertama yang mendapatkan nominasi Grammy pada 2020. Tak hanya sampai di situ. Mereka berhasil membawa pulang penghargaan dari iHeartRadio Music Awards pada tahun 2022 setelah memenangkan video musik terbaik untuk single “Butter sekaligus menandai tahun ketiga berturut-turut BTS menjadi yang paling menonjol dalam kategori tesebut.
Fase berikutnya adalah Hallyu 3.0, prospek perkembangan Hallyu yang diduga akan terjadi di masa depan. Gelombang budaya yang berkembang tidak lagi hanya berfokus pada K-Pop maupun K-Movies tetapi juga industri lainnya seperti gim, animasi, budaya tradisional dan fesyen.
Setelah tiga fase tersebut, muncullah Hallyu 4.0 yang lebih berfokus pada K- Style. Pada fase ini, budaya pop Korea benar-benar memengaruhi para penggemarnya di seluruh dunia. Sampai sini, siapa yang bisa hentikan invasi Gelombang Korea? Fenomena budaya popular ini benar-benar tidak kunjung surut. Demam penggemar terhadap K-Pop juga belum mau reda. Sampai-sampai kedatangan Sehun ke Jakarta masih diserbu Xunqi Indonesia.