kamarmusik.id. Beberapa hari terakhir Yogyakarta dan sekitarnya rajin diguyur hujan dalam intensitas yang bervariasi. Hari Minggu (2/10), nyaris selepas pukul dua siang, langit gelap bergelanyut, dan tak lama kemudian memuntahkan hujan pada beberapa wilayah, termasuk kawasan Candi Prambanan – tempat berlangsungnya konser Westlife “The Wild Dreams Tour”, All The Hits!.
Sekira pukul 16.00 WIB hujan dengan sesekali rintik merata di kawasan ini. Sebagian pengunjung dengan atribut Westlovers ramai menggelar payung dan jas hujan demi berlindung dari titian air yang mengucur dari langit. Meski beberapa diantaranya banyak juga yang memaksa tak menggunakan pelindung demi mendapatkan foto terbaik di area Candi Prambanan, tentu saja dengan nuansa Westlife yang menjadi syarat utamanya.
Menjelang pukul 17.00 WIB penonton mulai memadati gate lapangan Brahma Candi Prambanan. Para pemilik tiket konser Festival A, Festival B dan VVIP itu berharap bisa menikmati sajian sejak awal. Rajawali Indonesia sebagai promotor menjanjikan tampilan D’masiv featuring Nania Yusuf dan Dave Moffat sebelum acara puncak.
17.45 WIB, venue lapangan Brahma semakin kuyup. Jika siang dan menjelang sore masih tampak beberapa penonton mengenakan dress code Batik, kali ini merata dalam warna biru, merah, kuning, hijau dan lainnya. Warna jas hujan yang mendominasi. Seharusnya pada pukul 17.45 ini D’masiv dengan Nania Yusuf sudah tampil menghibur. Namun suasana panggung tidak ada tanda-tanda pergerakan band. Sebaliknya, hilir mudik kru panggung dan staf pendukung konser yang tampak dari tepi panggung.
Prambanan menampakkan suasana petang yang redup. Candi yang megah tampak gagah dengan cahaya kuning dari kejauhan. Berbanding terbalik dengan panggung konser yang tak ada cahaya sama sekali, selain sorot senter kru yang menginspeksi elektrical.
Belakangan baru ketahuan jika standar keamanan artis dari manajemen Westlife menjadi alasan perangkat elektrik panggung, lighting System dan LED screen belum dinyalakan. Crowd yang sebal dengan situasi semakin bergemuruh. Bisa dimaklumi, banyak diantara mereka yang sudah menghimpun energi dan sumber daya untuk konser ini, bahkan mereka merapat dan kehujanan sejak sore. MC yang terdengar beberapa kali minta maaf dan memohon permakluman crowd pun tak mempan meredakan keriuhan kekesalan.
Pukul 20.00 WIB menjadi waktu yang seharusnya Westlife tampil. Situasi panggung terlihat sibuk, sejumlah kru tampak membereskan perangkat drum, keyboard dan instrumen musik lainnya. Lalu terkonfirmasi jika D’masiv featuring Nania Yusuf dan Dave Moffatt urung tampil. Ketika itu hujan telah mereda. MC langsung membuka dan memastikan jika Wstlife akan segera tampil. Setelah dibuka dengan meyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan doa bersama untuk tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, tepat pukul 20.30 WIB. Shane Filan, Nicky Byrne, Kian Egan, dan Mark Feehily, membuka konser.
Shane langsung menyapa dan mengawali ucapan permintaan maaf atas kondisi pertunjukan yang tidak bisa dilakukan dengan lighting system dan visual artistik yang telah disiapkan. Kian juga menambahkan dengan segala kekurangan ini, Westlife akan memberikan pertunjukan terbaiknya dengan konsep intim.
“Kami tidak akan meninggalkan tempat ini sebelum memberikan penampilan kejutan untuk kalian semua,” tegas Shane dalam bahasa inggris yang diamini Mark, Kian dan Nicky.
Benar saja, suasana panggung yang redup dengan cahaya minimalis menjadi kejutan yang tidak disangka-sangka. Boy band yang berdiri sejak 1998 di Irlandia itu memberikan pertunjukan yang Intim, komunikatif dan adaptif.
‘Uptown Girl’ menjadi pemantik crowd untuk bernyanyi bersama. Single kelima yang diambil dari album kedua World of Our Own rilisan Maret 2001 itu cukup membuka gelombang venue yang didominasi kaum hawa untuk berjingkrak.
Situasi yang sama dengan ‘When You’re Looking Like That’, ‘Fool Again’, ‘If I Let You Go’, dan ‘My Love’. Juga single-single hits lain yang mereka bawakan.
Pada akhirnya konser Westlife malam itu tetap berlangsung, crowd pun banyak yang turut bernyanyi bersama. Shane, Nicky, Kian dan Mark juga meminta seluruh penonton menyalakan flash light dari kamera seluler masing-masing dan seruan tersebut langsung dilakukan oleh seluruh yang hadir. Mulai penonton kelas festival A, festival B hingga penonton dengan kelas VVIP.
Memasuki jeda lagu ke-6, Westlife dan crowd menyanyikan lagu ulang tahun kepada Nicky yang bulan ini berulang tahun ke 44. Pemilik nama lengkap Nicholas Bernard James Adam Byrne kelahiran Dublin itu sedianya akan berulang tahun pada 9 Oktober 2022.
Nicky tak bisa menyembunyikan rasa haru atas sambutan dan antusiasme fans Westlife Indonesia yang hadir di Candi Prambanan. Bahkan pada kesempatan lain, saat ia meminta ucapan selamat untuk anaknya Gia yang baru memenangkan Irish Dancing kepada penonton pun langsung dikabulkan.
Pertunjukan berlanjut dan ‘Flying Without Wings’ menjadi koor massal penonton yang tidak bisa dihindari. Single ketiga dari album debut Westlife yang dirilis 18 Oktober 1999 itu memang terhitung legendaris dan sangat populer. Tak heran jika masih banyak diputar hingga saat sekarang.
Sebagai catatan, album debut Westlife di Indonesia ini berhasil mendapat penghargaan 20 kali platinum untuk penjualan lebih dari satu juta kopi. Hal ini menjadikannya album asing terlaris dalam sejarah musik Indonesia. Westlife juga merupakan satu-satunya artis internasional yang mampu menjual sebuah album di atas satu juta unit di Indonesia. Label “The Biggest-Selling International Album Ever” pada sampul album untuk edisi Deluxe Indonesia pun disandangnya. Total penjualan album ini di seluruh dunia telah mencapai lebih dari lima juta kopi.

Sissy Prescillia, seorang penonton yang beruntung diajak Westlife naik ke atas panggung. (Rajawali Indonesia)
Di jeda lagu berikutnya, Westlife sempat berbincang dengan melibatkan penonton untuk bercerita tentang pertunjukan yang intim ini. Penonton yang beruntung itu adalah Sissy Prescillia yang memicu keriuhan sorak penontong yang iri dengan keberuntungannya. Riuh yang semakin keras saat ia berpelukan dengan Mark Feehily.
Pertunjukan pun dilanjutkan dengan ‘Hello My Love’, single terbaru penanda kembalinya Westlife yang dirilis pada 11 Januari 2019 silam. Sesaat sebelum akhirnya Westlife menutup konser dengan ‘You Raise Me Up’.
Show Westlife di Candi Prambanan tahun ini memang jauh dari harapan semua orang. Rajawali Indonesia memaparkan kendala cuaca yang menjadi alasan dan memang tidak bisa dihindari lagi.
“Pertunjukan ini harus disesuaikan karena force Majeure, sehingga secara teknis lighting dan LED tidak difungsikan. Ini keputusan bersama antara Manajemen Westlife dengan pihak kami. Ini yang dinamakan dinamika pertunjukan outdoor,” kata Anas Syahrul Alimi, Founder Rajawali Indonesia saat dikonfirmasi KamarMusik.id setelah konser.
Anas juga mengakui kondisi ini benar-benar diluar dugaan. Sekaligus bersyukur Westlife tetap profesional dengan tetap melangsungkan pertunjukan full set, semua lagu dinyanyikan. Ia juga menegaskan jika kondisi alat sejatinya berfungsi dan siap digunakan, namun karena alasan keamanan hal itu tidak digunakan.
“Setelah hujan tadi yang paling aman adalah sound system. Jadi secara lighting dan secara LED kita mengambil langkah safety first. Ini yang terbaik yang harus kita lakukan,” imbuhnya.
Rajawali Indonesia selaku promotor meminta maaf bahwa konser berlangsung dengan beberapa penyesuaian tersebut.
“Saya Anas Alimi mewakili Promotor Rajawali Indonesia memohon maaf atas kejadian force majeure yang terjadi hari ini, itu tidak kita kehendaki. Kita tetap mengupayakan best effort hari ini dimana show must go on, konser tetap berjalan dengan penyesuaian yang ada, dan ini adalah kesepakatan antara promotor dengan pihak artis Westlife dengan diskusi panjang. Dan kaitannya batalnya penampilan Dave Moffatt, D’masiv dan Nania kita juga berdiskusi dengan manajemen mereka untuk mengambil keputusan yang terbaik,” beber Anas Alimi.
Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap force majeure ini, promotor akan memberikan full refund 100% kepada seluruh pembeli tiket yang sudah hadir di Candi Prambanan Yogyakarta.
Kesiapan maksimal sebuah pertunjukan musik kadang tidak selalu dapat sejalan dengan suara alam, namun Rajawali Indonesia sebagai promotor tidak boleh menyerah. (*)
Feature Photo: Westlife tetap tampil full set meski lighting system dan LED screen tidak berfungsi. (Rajawali Indonesia)